Presiden Joko Widodo meninjau program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan BUMN Permodalan Nasional Madani (PNM) di Alun-Alun Kota Cilegon, Provinsi Banten, Jumat, 6 Desember 2019.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengingatkan para nasabah Mekaar agar menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepada mereka, berupa pinjaman tanpa agunan.
“Kalau diberi Rp2 juta bisa dipercaya, tahun depan naik level jadi Rp6 juta, Rp8 juta, naik terus. Sekali lagi ibu-ibu dipercaya,” kata Presiden.
“Kalau dipercaya harus lebih hati-hati, jangan sampai kita dipercaya, kita belok-belok. Kalau orang sudah tidak dipercaya, mengembalikan kepercayaan itu sulit,” imbuhnya.
Untuk itu, Presiden mengingatkan agar nasabah Mekaar disiplin dalam membayar angsurannya. Untuk meringankan cicilan tersebut, Presiden menganjurkan para nasabah agar menyisihkan keuntungannya setiap hari.
“Misalnya ngangsurnya hari Senin, ya Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu sudah mulai menyisihkan untuk ditabung,” ujarnya.
Kepala Negara juga mengingatkan para nasabah Mekaar agar menggunakan seluruh uang pinjamannya untuk modal kerja atau modal usaha. Menurutnya, jika nasabah sudah dapat keuntungan dan sebagian sudah dibayarkan cicilan, sisanya bisa ditabung.
“Nabung itu penting karena kita punya anak-anak kita yang sekolah. Suami kerja, kalau ada tambahan ibu-ibu akan lebih memperkuat ketahanan ekonomi keluarga kita,” jelasnya.
Di akhir sambutannya, Presiden menyampaikan harapan agar para ibu Mekaar bisa terus mengembangkan usahanya hingga “naik kelas” menjadi nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Dari pinjaman itu harus menetas dan besar. Kalau ibu-ibu sudah mentok di PNM Mekaar, mentok di 10 juta, akan dipindah ke BRI, diarahkan ke BRI sehingga bisa naik ke 20 juta, 25 juta, hingga 500 juta,” tandasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam acara ini antara lain, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dua Staf Khusus Presiden Gracia Billy Mambrasar dan Adamas Belva Syah Devara, dan Gubernur Banten Wahidin Halim.