Mediaonline.co.id, JAKARTA – Sejumlah tokoh Papua menghadap Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, menyampaikan aspirasi terkait pembangunan dan peningkatan kesejahteraaan masyarakat di ujung timur Indonesia.
Para tokoh Papua yang tergabung dalam Tim Forum Peduli Papua Maju itu diterima di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara 4 Kebayoran baru Jakarta Selatan, Selasa (10/12) malam.
Ketua DPD Gerindra Provinsi Papua Yanni yang diminta para tokoh memfasilitasi pertemuan mengatakan, pertemuan berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan dan akrab.
Sejumlah masukan yang disampaikan kepada Prabowo dinilai rasional dan relevan untuk kondisi Papua.
“Pak Prabowo menyampaikan terima kasih atas aspirasi para tokoh Papua. Terkait masukan peningkatkan akses dalam rekruitmen TNI, menhan akan melakukan afirmative action terhadap orang asli Papua, agar mendapat porsi lebih dalam rekrutmen anggota TNI,” ujar Yanni di Jakarta, Rabu (11/12)
Menurut Yanni, Prabowo mengaku sangat memahami karakter masyakarat Papua karena separuh hidupnya berada di Indonesia Timur, bahkan dia juga berdarah Indonesia Timur.
Di mata Prabowo, orang Papua suka bicara blakblakan dan terus terang tetapi hatinya sangat baik.
Menghadapi orang Papua yang sebenarnya berhati baik, Prabowo berpandangan pentingnya membangun dengan sentuhan tangan dan hati, bukan dengan kekuatan militer di Papua.
“Saya sebagai Menhan selalu meminta prajurit TNI melakukan pendekatan kepada rakyat dengan hati, bukan pendekatan represif-militeristik yang bisa mengorbankan masyarakat,” katanya.
Prabowo disebut berencana akan mengunjungi Papua dalam waktu dekat.
Para tokoh Papua yang tergabung dalam Forum Peduli Papua Maju masing-masing: Petrus Yoram Mambai (tokoh masyarakat Saireri), Daniel Ayub Dawan (akademisi), Otniel Sem (tokoh agama) Mathius Murib (tokoh HAM Papua), Budi Projonegoro Yokhu (tokoh pemuda Kabupaten Jayapura), H Williem Waros Gebze (tokoh msyarakat Imbuti-Malid Merauke), Marselino Yokomdo (tokoh penasehat masyarakat Muyu Merauke), Simson Sonny Manoach (tokoh agama), Benediktus Tambonop (Bupati Boven Digoel), Elisa Kambu (Bupati Asmat), Abok Busup (Bupati Yahukimo), Manuel Piter Urbinas (Wakil Bupati Raja Ampat), Nathan Pahabol (koordinator Kabupaten Yahukimo), Apeniel Sani (koordinator Kabupaten Intan Jaya), Viktorianus Ohoiwatun (koordinator rombongan), Fachri Lahmady (koordinator rombongan/tokoh pemuda Muslim) dan Jasman Tumpu (koordinator Muslim Asmat).
Dalam pertemuan Forum Peduli Papua Maju juga menyampaikan sepuluh poin pokok pikiran aspirasi:
1.Distribusi sumber daya manusia orang asli Papua (OAP) di birokrasi pusat pemerintahan RI, termasuk penempatkan OAP pada eselon tertentu di Kementerian Pertahanan.
- Pemerataan dan distribusi kesejahteraan bagi OAP melalui subsidi kegiatan sosial ekonomi berbiaya tinggi.
- Pengembangan wilayah perbatasan NKRI di Papua sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, agar orang asli Papua di wilayah-wilayah perbatasan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
- Pengembangan kota-kota bersejarah di Papua yang ikut andil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sebagai pusat destinasi wisata sejarah, seperti di Biak, Serui dan Bovendigoel.
- Peningkatan kesadaran ketahanan nasional di Papua dan Papua Barat dengan membentuk Badan Pengembangan Ideologi Pancasila (BPIP) perwakilan Papua dan Papua Barat di Jayapura.
- Pemulihan solidaritas nasional di Papua dalam konteks penghargaan terhadap tokoh-tokoh Papua yang ikut andil dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, serta penyelesaian isu-isu HAM berbasis pada jaminan kesejahteraan keluarga korban pelanggaran HAM.
- Mengendalikan secara efektif operasi militer dalam pengejaran kelompok kriminal bersenjata (KKB) di beberapa wilayah konflik di Papua, agar tidak berdampak kepada masyarakat sipil.
- Membangun sarana dan prasarana transportasi darat dan udara di wilayah pegunungan yang efektif dan berkualitas sebagai bagian dari strategi membangun pertahanan nasional.
- Meningkatkan akses orang asli Papua dalam rekruitmen menjadi prajurit TNI/Polri.
- Meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI/Polri yang ditugaskan di Papua, terutama di wilayah-wilayah konflik. (jpnn/fajar)