Mediaonline.co.id, JAKARTA– Negosiasi terus dilakukan pemerintah untuk membebaskan Muhammad Farhan. Pemuda 24 tahun tersebut masih ditahan Abu Sayyaf, kelompok teror di kawasan Asia Tenggara.
Menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa pihaknya mengintensifkan komunikasi dengan Menhan Filipina Delfin Lorenzana untuk mengupayakan pembebasan pemuda asal Bau-Bau tersebut. ”Menteri pertahanan Filipina mengatakan akan bekerja sekeras-kerasnya untuk pembebasan tersebut,” ujar Retno dalam serah terima Maharudin dan Samiun kepada keluarga di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, kemarin (26/12).
Maharudin Lunani dan Samiun Maneu merupakan dua anak buah kapal (ABK) yang juga ditawan Abu Sayyaf bersama Farhan. Terkait pembebasan Farhan, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dijadwalkan bertemu Menhan Filipina hari ini (27/12). ”Pagi tadi saya berkomunikasi dengan Pak Prabowo untuk menyampaikan beberapa hal, termasuk masalah penyanderaan ini,” tuturnya.
Retno juga menyampaikan ucapan terima kasih sekaligus duka mendalam kepada pemerintah Filipina. Pada operasi pembebasan Maharudin dan Samiun, satu prajurit Filipina gugur. Meski enggan memaparkan secara detail operasi pembebasan yang dilakukan, Retno meyakini masyarakat bisa melihat upaya keras dan kesulitan yang dihadapi kedua negara dalam pembebasan tersebut. Termasuk soal isu tebusan yang beredar.
Maharudin dan Samiun dibebaskan pada 22 Desember lalu. Mereka lalu diserahkan pasukan komando Mindanao Barat Westmincom kepada KBRI pada 23 Desember. Oleh Dubes Indonesia untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang, keduanya diantar ke Jakarta.
Selama ini aksi kelompok Abu Sayyaf sering terjadi di perairan Sabah, Malaysia. Mereka mengincar ABK untuk disandera dan meminta tebusan kepada pemerintah asal ABK tersebut. Untuk itu, Retno berkomitmen bakal mengintensifkan kerja sama trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina terkait keamanan WNI di perairan Sabah, Malaysia, dan Sulu, Filipina. ”Paling penting adalah upaya preventif. Agar tak jatuh lagi korban yang sama,” ungkapnya.
Meski dihadirkan dalam acara serah terima tersebut, Maharudin dan Samiun memilih diam. Tak ada yang buka suara soal penyanderaan selama 90 hari yang mereka alami. Maharudin yang merupakan ayah Farhan itu beralasan sedang tidak enak badan. Sementara itu, Samiun langsung dibawa oleh petugas meninggalkan tempat.
Selain menjalin komunikasi dengan Filipina, pemerintah di dalam negeri terus memantau perkembangan upaya pembebasan itu. ”Terus diintai, terus diburu,” ungkap Menko Polhukam Mahfud MD.
Tiga WNI itu diculik saat melaut di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia, sekitar September lalu. Kelompok Abu Sayyaf melalui laman media sosial Facebook meminta tebusan Rp8 miliar untuk pembebasan para nelayan tersebut. (jpc/fajar)