JAKARTA – Dulu, para pejuang Indonesia bergerilya dari kampung ke kampung untuk melawan penjajah, bahkan sampai gugur. Kini, pejuang bergerilya dari kampung ke kampung untuk melawan Covid-19, bahkan sampai terpapar dan gugur.
Ya, mereka adalah polisi dan relawan yang senantiasa berjuang memutus rantai penyebaran virus SARS-CoV-2.
Bripka Bayu Irawan (36) masih ingat betul bagaimana momen kala ia terpapar Covid-19 saat bertugas di lapangan. Sejak pertengahan Juli lalu, ia mendapatkan tugas untuk membantu menyiapkan program Vaksinasi Merdeka di Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Bayu adalah seorang anggota Polri dengan jabatan Bhabinkamtibmas.
Bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Kelurahan Petogogan, Bayu berada di garda depan melawan Covid-19 bersama lurah, Babinsa, FKDM, LKM, dan karang taruna.
Bayu blusukan ke gang-gang sempit di Kelurahan Petogogan dan harus bisa menyakinkan masyarakat untuk mau divaksin. Di tengah tugasnya menyukseskan program Vaksinasi Merdeka, ia pun terkena Covid-19.
“Pas tertular itu sedang piket. Pagi normal, siang normal, sore rasa badan gak enak. Malam itu tulang-tulang sakit semua. Malam itu mulai makin ga enak. Akhirnya istirahat.
Paginya malah meriang, panas dingin,” ujar Bayu sambil tertawa mengingat pengalamannya, saat berbincang dengan Kompas.com di Kantor Kelurahan Petogogan, Selasa (17/8/2021). Ia pun sadar dengan gejala-gejala Covid-19.
Tugasnya mengedukasi masyarakat terkait Covid-19 membuat Bayu cukup melek dengan gangguan kesehatan yang ditimbulkan akibat infeksi virus ini.
Benar saja, Bayu dinyatakan positif Covid-19 pada 28 Juli 2021. Semenjak itu, Bayu harus menjauh dari keluarganya. Ia isolasi mandiri di rumahnya yang bertingkat.
Bayu di kamar atas, istri dan dua anak perempuan kesayangannya berada di kamar bawah. Segala bentuk komunikasi hanya bisa dilakukan via telepon. Urusan meredakan penyakit bahkan meredakan kerinduan dengan keluarganya dilakukan via video call. Dari suara dan tampilan visual, semangat dari keluarganya dipancarkan.
“Memang mental down pas kena Covid-19. Sempat berpikir itu di hari kedua, malamnya, pikir gimana ya anak dua, istri lagi hamil enam bulan. Berpikir terburuknya ya sampai meninggal,” kata Bayu sembari kembali tertawa.
Di dalam kamar, ia pun sempat ingin menangis. Polisi pun sejatinya adalah seorang manusia yang berhak untuk menumpahkan kesedihannya. Selama tiga hari Bayu merasakan mentalnya jatuh.
Namun, Bayu merasa senang dan bangga bisa berpartisipasi menyukseskan program Vaksinasi Merdeka dari Polda Metro Jaya.
Target jumlah vaksinasi sebesar 60 persen ia jalani dengan semangat di tengah resiko terpapar Covid-19. Sosialisasi ke warga Petogogan agar mau divaksin terus ia lakukan pasca sembuh dari Covid-19.
Bayu dinyatakan sembuh setelah menjalani isolasi mandiri selama hampir dua minggu. Sejak tanggal 10 Agustus, Bayu kembali mulai bekerja menyukseskan Vaksinasi Merdeka dan tugasnya sehari-hari menjemput vaksin yang disimpan dalam cool box di Polsek Kebayoran Baru dan diantar ke gerai.
“Itu pertama masuk kerja, saya tugas pengamanan Kapolda pas tinjau gerai Vaksinasi Merdeka. Itu meriah acaranya. warga senang dikunjungi Kapolda,” kata laki-laki asal Kebumen, Jawa Tengah itu.
“Saya sangat terima kasih Pak Kapolda, Kapolres, Kapolsek bisa mengadakan Vaksinasi Merdeka di Petogogan sehingga mencapai target 60 persen sudah jalani vaksin. Warga senang ada vaksin,” tambah Bayu.
Ia pun bangga bisa terlibat dalam program Vaksinasi Merdeka. Bayu berharap masyarakat bisa sadar dan ingin mengikuti vaksin untuk menciptakan herd immunity di Jakarta.