Fajar.co.id — Sebelum kembali ke Jakarta, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin meninjau proses pengelolaan air PDAM Tirta Moedal dan Rumah Pelayanan Gizi (PELANGI), Jumat (13/12/2019).
Wapres beserta Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin berkunjung ke pengelolaan air PDAM Tirta Moedal untuk memastikan bahwa penyediaan air bersih yang sangat dibutuhkan masyarakat berjalan baik. Hal ini merupakan salah satu faktor untuk mencegah berbagai macam permasalahan kesehatan masyakat, seperti kematian ibu melahirkan dan kematian bayi, serta prevalensi stunting.
Tak jauh dari PDAM Tirta Moedal, terdapat Rumah Pelayanan Gizi, fasilitas yang dibangun Pemerintah Kota Semarang untuk memaksimalkan penanganan bagi balita dengan masalah gizi termasuk stunting (kuratif dan rehabilitatif selama 6 bulan).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukan bahwa Provinsi Jawa Tengah tercatat memiliki prevalensi stunting sebesar 31,2 persen atau 831.403 balita, sedangkan Kota Semarang sebesar 29,7 persen.
Terkait masih tingginya prevelansi balita, Wapres menjelaskan bahwa pemerintah berusaha untuk memperbaikinya.
“Kita berusaha memperbaiki. Ada aspek yang sifatnya kesehatan, ada yang sifatnya itu non kesehatan, itu air bersih kemudian sanitasi. Nah ini yang harus diperbaiki,” terangnya.
Wapres menambahkan bahwa untuk pencegahan stunting, peran orang tua menjadi penting. Untuk itu, program seperti penyuluhan sebelum nikah atau pranikah penting untuk dilakukan.
“Sehingga dia (anaknya yang mau nikah) tahu bagaimana menjaga bayinya supaya tidak terkena stunting. Tapi lingkungan yang baik juga harus dibangun yaitu sanitasi dan air bersih. Karena itu dua hal ini menjadi sumber, bahkan perannya bisa sampai 70 persen, saya kira itu,” tuturnya.
Sebagai informasi, Dinas Kabupaten Kota Semarang dalam upaya Intervensi spesifik pencegahan stunting melakukan sejumlah program diantaranya; Layanan ibu hamil dengan memberikan suplemen TTD, penambahan makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil yang mengalami kurang energi kronik (KEK), suplementasi kalsium, kelas ibu hamil dan pemantauan selama kehamilan.
Kemudian Layanan bayi dan balita mencakup pemberian ASI eksklusif, pemantauan pertumbuhan, suplementasi Vit A, pemberian garam yodium, makanan pendamping ASI, pemberian zinc dan obat cacing.
Yang terakhir program, Layanan remaja usia produktif difokuskan pada pemantauan kondisi gizi dan kesehatan, pemberian suplemen vitamin dan TTD bagi remaja putri di SMP dan SMA tiap minggu. Termasuk program Konsultasi Calon Pengantin di Puskesmas sebagai syarat menikah.
Selain itu, Kota Semarang juga berinovasi menyediakan Rumah Pelayanan Gizi (PELANGI) untuk memaksimalkan penanganan bagi balita dengan masalah gizi termasuk stunting (kuratif dan rehabilitatif selama 6 bulan). Termasuk didalamnya pemantauan panjang dan berat badan, konseling gizi khusus, pemeriksaan oleh dokter anak, fisioterapi, dan psikologis. Programnya juga termasuk kegiatan promotif/preventif, yakni pembinaan kader posyandu dan promosi gizi.
Turut mendampingi dalam kunjungan kerja tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Walikota Semarang, Hendrar Prihadi. (rls)