Mediaonline.co.id, JAKARTA – Anggota Komisi III DPR Fraksi PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan mengaku tidak terlalu sreg (enak hati) melihat polisi menggunakan seragam yang dikeluarkan. Dia juga menyinggung soal polisi-polisi berperut buncit.
Hal itu disampaikan Trimedya saat rapat dengar pendapat antara Komisi III DPR dengan Kapolri Jenderal Idham Azis di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (20/11). “Pertama, saya itu tidak terlalu sreg polisi itu bajunya dikeluarin, kalau bisa seperti dulu lagi dimasukin bajunya,” kata Trimedya.
Menurutnya, baju polisi dikeluarkan itu memang ada sejak zaman Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Namun, Trimed menyarankan lebih baik sekarang ini Polri menggunakan seragam dengan dimasukkan ke dalam.
“Dari zaman Mas Tito itu baju dikeluarin tetapi kalau saya lihat polisi lebih sreg baju dimasukin lagi, lebih rapi kelihatannya, lebih dekat dengan rakyat. Kalau soal perutnya sama dengan perut saya itu soal olahraga,” paparnya.
Dia berharap semua jajaran Polri bisa meniru perut Kapolri yang tidak buncit. “Tadi di ruang pimpinan, Saudara Kapolri bilang waktu ketemu Pak Prabowo ‘wah perutnya (Kapolri) seperti letnan satu, kata Pak Prabowo kepada Pak Kapolri,” ujarnya.
Lebih lanjut Trimed juga menyinggung soal Surat Telegram Nomor ST/30/XI/HUM.4.3/2019 tanggal 15 November 2019 yang berisi tentang penerapan pola hidup sederhana dengan tidak bergaya hidup mewah. Surat itu ditandatangani Kadiv Propam Polri Irjen Listyo Sigit Prabowo.
“Bagus sekali suratnya Propam ini tetapi kalau cuma surat tidak ada gunanya Pak Sigit,” katanya.
Namun, tidak hanya imbauan soal tak bergaya hidup mewah yang disorotinya. Trimedya memberikan usulan kepada Sigit maupun Kapolri agar turun ke daerah meminta polisi yang perut buncit agar dikuruskan.
“Saya usulkan Pak Sigit ini ke daerah juga mengecek, bila perlu Kapolrinya badannya seperti ini, lihat Kapolda-kapolda, Kapolres yang perutnya buncit itu suruh kurusin. Jangan cuma soal kemewahan,” kata Trimedya. (jpnn/fajar)