Mediaonline.co.id, JAKARTA — Tiga nelayan asal Indonesia disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Kelompok radikal tersebut juga meminta tebusan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan telah rapat bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD terkait penyanderaan tiga WNI tersebut di Filipina.
“Ada tiga warga negara kita disandera di Filipina ya jadi kita akan membahasnya,” ujar Prabowo usai menemui Mahfud MD di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (13/12).
Sementara Plt Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah pemerintah terus berupaya membebaskan tiga WNI yang disandera Abu Sayyaf. Sehingga tiga nelayan tersebut bisa kembali ke tanah air.
“Pemerintah tetap melakukan ikhtiar terbaiknya untuk mencoba menangani penculikan warga negara kita di Filipina,” kata Faizasyah.
Faizasyah mengatakan guna membebaskan tiga WNI tersebut, pemerintah Indonesia terus berkomunikasi dengan Filipina. Pemerintah Indonesia akan terus berupaya membebaskan tiga WNI tersebut.
“Komunikasi antara pemerintah tetap berjalan, dan komunikasi antara pemerintah dengan tokoh-tokoh masyarakat di sana (Filipina),” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, tiga WNI kembali diculik oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf di dekat pulau Tambisan, Malaysia pada September lalu. Tiga WNI tersebut diketahui bernama Maharudin Lunani (48), Muhammad Farhan (27), dan Samiun Maneu (27).
Kelompok Abu Sayyaf meminta kepada pemerintah Indonesia memberikan uang tebusan senilai lebih dari Rp8 miliar untuk pembebasan ketiga WNI tersebut. Ketiganya disandra oleh Kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Seperti diketahui, Abu Sayyaf merupakan kelompok bersenjata yang kerap menculik nelayan yang menguasai wilayahnya. Kelompok ini berdomisili di Filipina, dengan tiga wilayah kekuasaan di daerah Jolo, Basilan, dan Mindanao. Meski begitu, mereka juga kerap berpindah-pindah. (jpc/fajar)