HumasCiamis –
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bagian Direktorat Binakawasan Ekosistemmenggelar acara Penyusunan Rencana Aksi Kawasan Ekosistem bertempat di hotel The Priangan, (18/12/2019). Kegiatan tersebut dihadiri para SKPD, Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Ciamis.
Kasubid Pengolahan Pemetaan Kawasan Ekosistem Esensial, Yaya Surya menyampaikan menyampaikan, kegiatan ini memfasilitasi penyusunan rencana aksi kawasan ekosistem esensial.
“Kebetulan wilayah Ciamis merupakan area berkonservasi tinggi, jadi NKEE tersebut sudah sejak tahun 2012 bahkan Periode Pemerintahan sebelumnya sudah menetapkan 16 lokasi di 12 Kecamatan yang sebelumnya masih menyatu dengan pangandaran”.
Yayat juga menambahkan, karena Pamekaran Pangandaran pada tahun 2016 di revisi kembali untuk memfokuskan sekarang di wilayah Kabupaten Ciamis. Semestinya setelah di tetapkan dan di susun rencana aksi terhadap lokasi yang telah di tetapkan di dalam aturan tersebut dan kami dari Kementrian LHK Direktorat Bina Ekosistem bagianya membina dan mengawal,” terangnya.
“Baru satu yang sudah di laksanakan, wilayah Bandung untuk yang KARS sudah di tindak lanjuti, makanya di akhir tahun anggaran ini bila masih ada anggaran kita coba fasilitasi dan mendorong”.
“Kawasan ekosistem itu adalah lokasi – lokasi tertentu di manapun kecuali hutan konservasi cagar alam suaka warga satwa itu sudah di amankan dan kami kelola. Akan tetapi ada di daerah-daerah kawasan hutan lindung atau kawasan hutan produksi dan kondisi alamnya spesifik, unik dan ada keaneka ragaman hayati itu yang perlu di pelihara dan itu harus di arahkan menjadi kawasan ekosistem esensi atau kawasan ekosistem penting yang pengelolaanya”.
“Bukan di pusat melainkan di daerah sesuai dengan undang undang nomer 23 tahun 2014 Kewenangan Kawasan Ekosistem itu di provinsi dan kami dari pusat dalam kontek membina,” katanya.
Yayar mengungkapkan, konservasi bukan berarti tidak boleh dilakukan, namun harus di dorong pemahaman masyarakat itu yang paling penting komunikasinya.
“Diharapkan kedepan orang ciamis sendiri yang bergerak di konservasi Ciamis, itu setelah mekar Kabupaten Pangandaran, Kota Banjar dan sumber pemasukan pendapatan daerah”.
“kita tidak punya laut tapi kita bukan berarti mundur dalam pembangunan, memang sejarah harus begitu dan saya mendorong dengan teman-teman penggiat konservasi agar bangkitkan saja di balai konservasi bisa di manfaatkan, diera sekarang alva milenial anak cucu kita yang akan wisata di wisata alam ,”pungkas Yayat. (AT)