Batam — Perhelatan pilkada Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) akan berlangsung pada tahun 2020 mendatang. Suasana semarak menjelang pilkada sudah mulai terlihat, terutama dari sebaran alat sosialisasi yang dipasang oleh beberapa figur yang akan ikut kontestasi. Beberapa nama yang muncul ke permukaan sudah bisa dilihat dari media. Nama-nama itu antara lain Isdianto, Ismet Abdullah, Soerya Respationo, Ansar Ahmad, Fauzi Bahar, Huzrin Hood dan lain-lain.
Pengamat pilkada dari Kantor Lembaga Survei Stratak Indonesia, Oktarina Soebardjo menilai pilgub Kepri akan berlangsung seru. Hal itu karena minimnya tokoh yang berani muncul dan berani maju dalam kontestasi. Menurutnya hampir semua figur yang diprediksi akan ikut kontestasi merupakan figur lama. “Nama-nama yang muncul di permukaan adalah nama-nama lama, orang Kepri sudah pada hapal dengan kekurangan dan kelebihan tokoh-tokoh itu. Bahkan sejujurnya bisa jadi ini menunjukan Kepri defisit kader pemimpin,” ujarnya kepada media saat berlangsung diskusi “Meneropong Dinamika Pilkada Kepri” yang berlangsung di Kota Batam, Kamis (5/12).
Oktarina menjelaskan, sangat mungkin akan terjadi kembali pertarungan dua kubu seperti pilkada sebelumnya atau bisa saja malah muncul paslon tunggal. Untuk itulah Oktrina menilai Plt. Gubernur Kepri yang sekarang memimpin pemerintahan sangat layak untuk maju, ikut serta dalam kontestasi. Dengan demikian pilkada akan berlangsung seru. “Saya kira secara de facto petahana adalah Plt. Gubernur sekarang ini. Dialah pemimpin Kepri saat ini dan tentu sangat layak dan wajar diperhitungkan untuk menang. Selain sebagai petahana, yang bersangkutan juga merupakan adik kandung Gubernur Muhammad Sani, pemenang pilkada Kepri tahun 2015,” ujarnya.
Dengan demikian, Oktarina melanjutkan, akan terjadi pertarungan antara figur lama melawan figur baru. Plt. Gubernur Isdianto menurutnya merupakan figur baru, karena tidak pernah ikut pilkada sebelumnya. “Saya kira kalau partai politik canggih menyeleksi calon untuk bertarung di Pilkada Kepri ini, nama Isdianto tidak bisa diabaikan. Ia punya segudang potensi untuk menang. Ia adik kandung Gubernur Muhammad Sani. Putera tempatan. Berpengalaman dalam pemerintahan dan sekarang ini secara de facto adalah gubernur petahana,” pungkasnya.
Isdianto sendiri terpilih sebagai wakil gubernur melalui penetapan DPRD Kepri lalu menjabat sebagai pelaksana tugas (PLT, red) gubernur karena adanya OTT KPK terhadap Gubernur Nurdin Basirun. Posisi Nurdin sendiri sudah diberhentikan sementara karena sudah jadi terdakwa tindak pidana korupsi.
Menanggapi wacana besarnya peluang Isdianto menjadi pemenang Pilgub Kepri mendatang, Rionaldi dari Relawan Kepri Bersatu menyatakan sependapat. Menurutnya rakyat Kepri rindu dengan kepemimpinan almarhum Muhammad Sani. Oleh karena itu, jika Isdianto nantinya dicalonkan oleh partai politik menjadi calon gubernur dan ikut pilkada 2020, dirinya meyakini posisinya akan unggul. “Suara pemilih Almaruhum Pak Sani akan banyak memilih Pak Isdianto. Apalagi kalau lawannya di pilkada nanti masih tokoh-tokoh yang lama,” ujarnya bersemangat.