Mediaonline.co.id — Kewenangan Ahok sebagai Komisaris Utama sangat terbatas dengan berbagai regulasi. Butuh figur kuat yang berpengalaman maksimal dan sudah jelas punya prestasi yang mengawalnya secara teknis.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM, Ignasius Jonan, dinilai sebagai salah satu ahlinya. “Dia sudah selesai dengan urusan dirinya. Sehingga yang dipikirkan dan dilakukan hanya satu, yakni pengabdian,” kata Mantan Anggota Komisi VII DPR RI, Mukhtar Tompo, kepada fajar.co.id, Selasa (17/12/2019).
Menurut Mukhtar Tompo, ide besar Presiden Jokowi adalah untuk menegakkan kedaulatan negara dalam pengelolaan migas nasional. Untuk itu, dibutuhkan orang yang di level teknis.
“Yang saya maksud adalah secara mikro, hal yang sangat teknis. Karena secara makro Pak Jonan sudah lakukan sebagai menteri ESDM. Tetapi dalam hal eksekutor, Dirut Pertamina yang harus melakukan reformasi tata kelola Migas Nasional,” urainya.
Tujuannya, lanjuta Mukhtar Tompo, untuk kedaulatan bangsa dalam sektor Migas yang akan mengantarkan kesejahteraan yang didambakan oleh masyarakat Indonesia.
Saat bertugas di Komisi VII sejak 2014-2019, dia mengakui, sudah hampir tiga tahun beradaptasi dengan Ignasius Jonan yang menjabat sebagai Menteri ESDM.
“Kalau Pak Jokowi serius mau perbaiki Pertamina, Pak Jonan adalah figur yang sangat tepat. Jika diberikan ke yang lain, saya anggap Pak Jokowi tidak serius. Dalam Hal ini, Pak Jonan juga harus mau. Tak boleh gengsi. Ini tantangan untuk menguji seperti apa komitmen pengabdiannya terhadap negara,” tandasnya. (sam)