Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Lubis mengatakan, kaum milenial sejatinya perlu mempelajari peran kaum ibu di dunia. Sebab, penting bagi kaum milenial untuk mengetahui persis jasa para ibu melahirkan tokoh dan orang-orang berjasa di dunia ini.
“Kita perlu mengenang jasa para ibu. Sejak Ibunda Siti hawa. Kalau nggak ada Siti hawa, nggak ada kita semua. Hari ini merupakan titik tolak peran kaum ibu di Indonesia. Tanggal 22 Desember tahun 1928 saat kongres perempuan Indonesia . Mudah-mudahan generasi milenial ini tidak melupakan sejarah,” katanya saat menjadi keynote spech dalam seminar nasional dengan tema Peran ibu dalam pendidikan di era milenial yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Auditorium Harun Nasution, Kamis (19/12/2019).
Dia mengatakan, dalam Islam, laki-laki dan perempuan setara, diberi tugas sesuai porsi masing-masing. Karena itu, tidak benar bila prinsip kesetaraan diartikan sama dalam segala hal.
“Dalam Islam sudah jelas, laki-laki dan perempuan punya peran penting masing-masing. Sejajar. Yang namanya kesetaraan gender, bukan untuk memberikan yang sama persis bagi laki-laki dan perempuan. Tapi apa yang diperlukan dan apa yang bisa diperankan maka itu harus sama,” katanya.
Dia menambahkan, dalam dunia kesetaraan itu, laki-laki dan perempuan tidak harus bersaing. Keduanya justru bisa berkolaborasi satu sama lain. “Justru harus saling melengkapi dalam kapasitas dan fungsi masing-masing,” katanya.
Di tempat yang sama, Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany mengapresiasi penyelenggaraan seminar Nasional di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam sambutannya, Airin yang juga menjadi narasumber itu mengatakan, peran ibu sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Dalam mendidik anak-anaknya hingga berguna bagi masyarakat luas.
“Ibu-ibu berperan mendidik anak-anak menjadi anak-anak yang mandiri. Anak-anak yang punya masa depan yang baik,” ujar ibu dua orang anak itu.
Airin sempat berseloroh, bahwa saat kecil, dia pernah berjanji tidak akan pernah mendidik anaknya seperti ibunya mendidik dirinya. Tetapi, kini kata-kata itu justru dia dengar sendiri dari anaknya. Dia mengatakan, didikan orang tua saat kecil pada akhirnya membentuk karakter dan kepribadiannya saat ini.
“Saya juga mengajarkan pada anak, mana yang baik, mana yang tidak baik. Mana yang bermanfaat dan mana yang tidak bermanfaat. Supaya mereka menjadi produktif,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Seminar, Siti Napsiyah menjelaskan, point penting dari penyelenggaraan seminar adalah menjadi ibu cerdas di era digital saat ini sangat penting. Dia mengatakan, hal itu selaras dengan apa yang disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Amany Lubis dan Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.
“Momennya pas sekarang di era milenial bahkan era digital live, jadi smart mom will gate a leader,” katanya usai seminar.
Dia mengungkapkan, pesan penting dari seminar itu adalah mengajak kaum ibu untuk beradaptasi dengan perubahan. Semangat perubahan itu harus selaras dengan perubahan pola asuh anak.
“Harus lentur dengan segala dinamika yang serba digital ini. Ada plus minus, maka hati-hati (mengasuh dan mendidik anak),” ungkapnya.
Selain Rektor Amany Lubis dan Airin Rachmi Diany, seminar nasional ini juga menghadirkan narasumber lain, diantaranya Pimpinan Pondok Pesantren La Tansa KH Adrian Mafatihullah Kariem, Sastawan Abdul Hadi Wiji Muthari, dan Pemred Majalah Horizon Jamal D Rahman, yang dimoderatori oleh Dosen Fakultas Adba dan Humaniora RIzqi Handayani. Seminar nasional ini juga dimeriahkan dengan performance dari Wali Band, Latansana Band, dan yang lainnya.