Mediaonline.co.id, JAKARTA — Saat ini ada tujuh warga negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Empat di antaranya menolak dievakuasi karena betah. Sementara tiga lainnya dilarang oleh Pemerintah Tiongkok untuk meninggalkan negara tersebut karena sedang dalam kondisi tidak sehat.
Juru Bicara Kepresidenan, Fadjroel Rachman mengatakan pemerintah akan terus memantau tujuh WNI yang masih berada di Wuhan tersebut. “Jadi, tujuh WNI yang tetap berada di Hubei akan terus dipantau dan berhubungan dengan KBRI, kita harapkan mereka juga bisa melewati masa-masa sulit ini,” ujar Fadjroel dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Senin (3/2).
Fadjroel menambahkan, pemerintah mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia, atas keikhlasan dan kebesaran hati menerima keprihatinan bersama terhadap saudara sebangsa yakni 238 WNI dalam evakuasi kemanusiaan dari Provinsi Hubei, Minggu (2/2).
”Sekali lagi pemerintah menjamin 238 WNI bersama 42 tim penjemput tersebut sehat walafiat dan akan menjalani transit observasi di Natuna selama 14 hari,” katanya.
Fadjroel berujar, semua prosedur akan dilaksanakan secara profesional sesuai protokol WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Jaminan perlindungan kesehatan yang sangat ketat dipantau secara langsung Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto bersama tim yang diinstruksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berkantor di Natuna.
“Untuk melindungi seluruh penduduk Indonesia secara optimal, Presiden Jokowi juga menginstruksikan semua penerbangan dari dan ke Tiongkok dihentikan (untuk sementara) mulai Rabu (5/2) pukul 00.00 WIB,” ungkapnya.
Sementara itu, juga kepada pendatang yang tiba dari Tiongkok dan sudah berada di sana selama 14 hari, tidak diizinkan masuk dan transit di Indonesia. Pemerintah juga menghentikan fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrival ke Indonesia untuk warga negara Tiongkok.
Agar lebih optimal perlindungan kesehatan seluruh penduduk Indonesia maka Presiden Jokowi meminta seluruh WNI tidak melakukan perjalanan ke Tiongkok hingga wabah virus Korona dinyatakan selesai oleh pihak berwenang seperti Kementerian Kesehatan dan WHO.
“Selain bekerja keras mencegah meluasnya virus Korona bersama di seluruh dunia, Indonesia juga mendukung kerja sama secara ilmiah untuk mencari cara pengobatannya dengan ilmuwan dunia,” pungkas Fadjroel. (jpc/fajar)